Puisi Dialog Bagian Pertama Oleh SiAngin




Bagaimana rasanya? Sakit? Kecewa?
Rasanya itu, seperti saat ku manis-maniskan senyumku
tapi hitam-hitam itu yang kau beri
Mungkin bisa dibilang sakit

Lantas apa yang harus dilakukan kedepannya?
Terus bersabarkah? Atau mengambil keputusan?
Dengan membawa pergi hati yang tak pantas diinjak?
Semua itu ditentukan dengan pertanyaan
Seberapa pantaskah dia?
Untuk disandingkan dengan hati yang tak pantas diinjak?”
Jika memang tak kuasa
Biarlah gelap kubur menemani kesendirian

Sulit untuk membandingkan itu
Walau sakit, dan mencoba melupakannya
Namun, rasanya sulit untuk berlari atau berjalan mundur
Entah perasaan apa ini?

Kalau begitu, sudikah kau menerimaku sebagai penawar rasa sakit itu?
Biarlah perlahan kau dapat melupakannya
Biarlah rasa sakit itu menjadi sebuah kenikmatan pada masanya
Sehingga kau tak perlu resah
Untuk melupakan kenangan yang nikmat itu

Ada seseorang yang menawarkan itu sedari dulu
Tapi, mengapa aku tak sanggup
Melepas rasa sakit yang mengikat ini?
Apa yang harus kulakukan?

Dia yang kuperjuangkan kini mulai memudar
Dan disisi lain ada yang menghapus rasa lelah ini
Kuingin mencobanya
Namun hati ini tetap berusaha menangkap
Pudaran-pudaran yang mungkin hilang itu

Dekaplah jiwa yang bisa menghapus lelahmu
Meski pudar-pudar itu yang kau nanti
Karena pudar-pudar itu takkan hilang sejati
LihatTutupKomentar