Bagaimana
rasanya? Sakit? Kecewa?
Rasanya
itu, seperti saat ku manis-maniskan senyumku
tapi
hitam-hitam itu yang kau beri
Mungkin
bisa dibilang sakit
Lantas
apa yang harus dilakukan kedepannya?
Terus
bersabarkah? Atau mengambil keputusan?
Dengan
membawa pergi hati yang tak pantas diinjak?
Semua
itu ditentukan dengan pertanyaan
Seberapa
pantaskah dia?
Untuk
disandingkan dengan hati yang tak pantas diinjak?”
Jika
memang tak kuasa
Biarlah
gelap kubur menemani kesendirian
Sulit
untuk membandingkan itu
Walau
sakit, dan mencoba melupakannya
Namun,
rasanya sulit untuk berlari atau berjalan mundur
Entah
perasaan apa ini?
Kalau
begitu, sudikah kau menerimaku sebagai penawar rasa sakit itu?
Biarlah
perlahan kau dapat melupakannya
Biarlah
rasa sakit itu menjadi sebuah kenikmatan pada masanya
Sehingga
kau tak perlu resah
Untuk
melupakan kenangan yang nikmat itu
Ada
seseorang yang menawarkan itu sedari dulu
Tapi,
mengapa aku tak sanggup
Melepas
rasa sakit yang mengikat ini?
Apa
yang harus kulakukan?
Dia
yang kuperjuangkan kini mulai memudar
Dan
disisi lain ada yang menghapus rasa lelah ini
Kuingin
mencobanya
Namun
hati ini tetap berusaha menangkap
Pudaran-pudaran
yang mungkin hilang itu
Dekaplah
jiwa yang bisa menghapus lelahmu
Meski
pudar-pudar itu yang kau nanti
Karena pudar-pudar itu takkan hilang sejati

