Lusa
malam sebelumnya
Aku
mengamini undangan malam
Berkumpul
dibawah naungan hitam
Tanpa
gemerlap bintang
Kami
menginjak tanah bulan penanda kemenangan
Bercengkrama
dengan para tetua
Kemudian
disambar oleh tetua muda
Apakah
engkau merasa ada rasa
Tanyanya
kepadaku
Hanya
ada burung-burung malam di kepalaku
Berputar
mengelilingi rimbunnya jembutku
Ah,
aku hanya bisa terdiam sampai jalan pulang
Pagi
pun menjelang, pulang menjemput datang
Malam
pertama diperaduan pun kuberanikan
Untuk
menanyakan pada kelinci malam
Perihal
lantunan puisi yang kusenandungkan
Yang
pada akhirnya bermuara pada pengakuan
Tentang
sebuah perasaan
Yang
terpendam lebih dari dua puluh lima bulan
Kini bisa terluapkan, malam pengungkapan

