RAHASIA PEMIMPIN #2 CARA MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA

            Pada tulisan sebelumnya, kami telah menyampaikan bagaiman cara pemimpin mengarahkan suatu organisasi sehingga organisasi tersebut bisa berjalan kearah jalan yang benar, sesuai dengan tujuan dibentuknya organisasi.
        Pada kesempatan ini, kami akan memberikan banyak tips kepada pembaca, bagaiman cara meningkatkan semangat dalam berorganisasi. Ini sangat penting, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dalam berorganisasi pasti suatu saat akan menemukan kejenuhan, frustasi, monoton dan kebosanan yang bisa menurunkan semangat dalam organisasi yang dampaknya dapat menurunkan prestasi, minat sampai membuat para pelaku organisasi tidak tahan dalam organisasi tersebut, dan keluar.

           Yang pertama pemimpin sebagai pembangkit semangat, tentu saja ini harus menjadi peran utama seorang pemimpin dalam membangkitkan semangat rekan-rekannya yang lain, karena kalau bukan pemimpin yang pertama melakukan lalu siapa lagi.
Maka dari itu, jadilah orang pertama yang memberikan semangat. Bisa dengan kata-kata motivasi, mengajak bicara rekan kerja secara empat mata atau memberi kepastian kepada mereka bahwa kita sudah berjalan pada jalan yang benar dalam berorganisasi, katakanlah semua itu pada mereka.

            Yang kedua pemimpin sebagai sahabat, bagaimana mau memberikan semangat kepada rekan kerja, jika pemimpinnya saja bukan orang yang bersahabat. Nantinya sulit dalam memberikan motivasi, kata-kata penyemangat bahkan untuk berbicara secara empat mata pun akan susah, meskipun bisa bicara, pembicaraan itu pasti tidak akan didengar oleh rekan kita.
Makanya, pemimpin itu perlu berperan sebagai sahabat juga, dengan menjalin kedekatan lebih dari sekedar rekan kerja biasa pada umumnya. Lakukan komunikasi terbuka kepada rekan kerja kita, membuka diri kita dengan menginformasikan tentang kita kepada mereka, jangan ada yang ditutupi dan sering senyum kepada mereka, tolong dia disaat sedang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, tapi ingat harus sesuai aturan juga.

        Yang ketiga adalah pemimpin sebagai pelajar, ini kembali lagi kepada pembahasan tentang kesetaraan, dimana antara rekan kerja, atasan dan pimpinan dibuat setara tanpa ada kecanggungan khususnya dalam berkomunikasi meski tetap sesuai porsinya juga.
Kita bisa melakukan berbagai kegiatan bersama mereka, seperti turut serta dalam acara pelatihan, ikut dalam mengemukakan pendapat saat rapat dan bukannya malah memaksakan kehendak kita sebagai seorang pemimpin. Dan yang paling penting agar pemimpin bisa sebagai pelajar, pemimpin pun harus bertanya kepada rekan kerja tentang apa yang sedang menjadi permasalahan organisasi serta meminta pendapat mereka.

        Yang keempat adalah pemimpin sebagi guru, disisni seorang pemimpin dituntut untuk lebih tahu daripada rekan kerja atau bawahan kita. Setidaknya harus tahu tentang permasalahan yang terjadi ditubuh organisasi, lebih baik lagi jika mampu memberi solusi.
Pemimpin bisa melakukan mentoring atau agenda diskusi kelompok antara pemimpin dengan rekan kerja atau bawahannya. Nah, disini juga kita bisa sambil memasukan cara-cara seperti diatas, sambil berenang minum air lah. Sering-seringlah melakukan mentoring, sekurangnya satu kali seminggu dan maksimal 4 kali dalam seminggu, karena jika berlebihan itu juga jurang baik untuk mereka. Dalam sesi mentoring, berikan pemahaman kepada mereka mengenai isu-sisu terkini atau permasalahan yang sedang hangat atau bisa juga dengan membahas sesuatu yang menurut mereka sedang menarik dan sangat ingin mereka ketahui.

            Yang kelima adalah pemimpin sebagai orang tua, ada yang bilang like father like son atau like mother like son bisa dibilang banyak manfaatnya juga disamping ada benarnya. Karena pemimpin memang dituntut untuk dapat membentuk kultur yang tepat dalam sebuah organisasi, maka diperlukan kelihaian dalam mengembangkan para pelakunya agar mampu sesuai harapan. Singkatnya, seorang pemimpin harus bisa mendidik rekan kerjanya seolah dia sedang mendidik anaknya sendiri dalam sebuah keluarga.
        Misalnya saja, pemimpin bisa memberikan wajah untuk curhat kepada rekan kerja, sehingga mereka bisa mencurahkan segala keluh kesah mereka kepada anda, lakukan ini dengan intens dan terjadwal niscaya mereka akan menurut kepada anda layaknya anak yang menurut pada orang tuanya.
Kemudian bisa juga dengan mendapingi rekan kerja yang sedang kesulitan dalam memecahkan kasus atau permasalahan, cobalah bantu dia minimal dengan memberikan nasehat yang membangun kepada mereka agar sedikit meringankan beban.
        Atau mungkin bisa juga dengan memberi hukuman dan imbalan kepada mereka, beri mereka bonus, pujian atau cuti jika dia berhasil melaksanakan tugas atau target dan berikan dia hukuman apabila dia melakukan penyimpangan atau tidak bisa menyelesaikan tugas mereka, seperti orang tua yang memberi uang jajan kepada anaknya.
            Jadilah pemimpin yang selalu bersemangat dan menjadi moodboster bagi rekan kerja yang lain agar kondisi lingkungan kerja selalu kondusif, enerjik dan ceria, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang memang menjadi harapan semua orang dalam sebuah organisasi.
LihatTutupKomentar