Pada
tulisan sebelumnya, kami telah menyampaikan bagaiman cara pemimpin mengarahkan
suatu organisasi sehingga organisasi tersebut bisa berjalan kearah jalan yang
benar, sesuai dengan tujuan dibentuknya organisasi.
Pada
kesempatan ini, kami akan memberikan banyak tips kepada pembaca, bagaiman cara
meningkatkan semangat dalam berorganisasi. Ini sangat penting, karena tidak
bisa dipungkiri bahwa dalam berorganisasi pasti suatu saat akan menemukan
kejenuhan, frustasi, monoton dan kebosanan yang bisa menurunkan semangat dalam
organisasi yang dampaknya dapat menurunkan prestasi, minat sampai membuat para
pelaku organisasi tidak tahan dalam organisasi tersebut, dan keluar.
Yang
pertama pemimpin sebagai pembangkit semangat, tentu saja ini harus menjadi
peran utama seorang pemimpin dalam membangkitkan semangat rekan-rekannya yang
lain, karena kalau bukan pemimpin yang pertama melakukan lalu siapa lagi.
Maka
dari itu, jadilah orang pertama yang memberikan semangat. Bisa dengan kata-kata
motivasi, mengajak bicara rekan kerja secara empat mata atau memberi kepastian
kepada mereka bahwa kita sudah berjalan pada jalan yang benar dalam
berorganisasi, katakanlah semua itu pada mereka.
Yang
kedua pemimpin sebagai sahabat, bagaimana mau memberikan semangat kepada rekan
kerja, jika pemimpinnya saja bukan orang yang bersahabat. Nantinya sulit dalam
memberikan motivasi, kata-kata penyemangat bahkan untuk berbicara secara empat
mata pun akan susah, meskipun bisa bicara, pembicaraan itu pasti tidak akan
didengar oleh rekan kita.
Makanya,
pemimpin itu perlu berperan sebagai sahabat juga, dengan menjalin kedekatan
lebih dari sekedar rekan kerja biasa pada umumnya. Lakukan komunikasi terbuka
kepada rekan kerja kita, membuka diri kita dengan menginformasikan tentang kita
kepada mereka, jangan ada yang ditutupi dan sering senyum kepada mereka, tolong
dia disaat sedang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, tapi ingat
harus sesuai aturan juga.
Yang
ketiga adalah pemimpin sebagai pelajar, ini kembali lagi kepada pembahasan
tentang kesetaraan, dimana antara rekan kerja, atasan dan pimpinan dibuat
setara tanpa ada kecanggungan khususnya dalam berkomunikasi meski tetap sesuai
porsinya juga.
Kita
bisa melakukan berbagai kegiatan bersama mereka, seperti turut serta dalam
acara pelatihan, ikut dalam mengemukakan pendapat saat rapat dan bukannya malah
memaksakan kehendak kita sebagai seorang pemimpin. Dan yang paling penting agar
pemimpin bisa sebagai pelajar, pemimpin pun harus bertanya kepada rekan kerja
tentang apa yang sedang menjadi permasalahan organisasi serta meminta pendapat
mereka.
Yang
keempat adalah pemimpin sebagi guru, disisni seorang pemimpin dituntut untuk
lebih tahu daripada rekan kerja atau bawahan kita. Setidaknya harus tahu
tentang permasalahan yang terjadi ditubuh organisasi, lebih baik lagi jika
mampu memberi solusi.
Pemimpin
bisa melakukan mentoring atau agenda diskusi kelompok antara pemimpin dengan
rekan kerja atau bawahannya. Nah, disini juga kita bisa sambil memasukan
cara-cara seperti diatas, sambil berenang minum air lah. Sering-seringlah
melakukan mentoring, sekurangnya satu kali seminggu dan maksimal 4 kali dalam
seminggu, karena jika berlebihan itu juga jurang baik untuk mereka. Dalam sesi
mentoring, berikan pemahaman kepada mereka mengenai isu-sisu terkini atau
permasalahan yang sedang hangat atau bisa juga dengan membahas sesuatu yang menurut
mereka sedang menarik dan sangat ingin mereka ketahui.
Yang
kelima adalah pemimpin sebagai orang tua, ada yang bilang like father like son
atau like mother like son bisa dibilang banyak manfaatnya juga disamping ada
benarnya. Karena pemimpin memang dituntut untuk dapat membentuk kultur yang
tepat dalam sebuah organisasi, maka diperlukan kelihaian dalam mengembangkan
para pelakunya agar mampu sesuai harapan. Singkatnya, seorang pemimpin harus
bisa mendidik rekan kerjanya seolah dia sedang mendidik anaknya sendiri dalam
sebuah keluarga.
Misalnya
saja, pemimpin bisa memberikan wajah untuk curhat kepada rekan kerja, sehingga
mereka bisa mencurahkan segala keluh kesah mereka kepada anda, lakukan ini
dengan intens dan terjadwal niscaya mereka akan menurut kepada anda layaknya
anak yang menurut pada orang tuanya.
Kemudian
bisa juga dengan mendapingi rekan kerja yang sedang kesulitan dalam memecahkan
kasus atau permasalahan, cobalah bantu dia minimal dengan memberikan nasehat
yang membangun kepada mereka agar sedikit meringankan beban.
Atau
mungkin bisa juga dengan memberi hukuman dan imbalan kepada mereka, beri mereka
bonus, pujian atau cuti jika dia berhasil melaksanakan tugas atau target dan
berikan dia hukuman apabila dia melakukan penyimpangan atau tidak bisa
menyelesaikan tugas mereka, seperti orang tua yang memberi uang jajan kepada
anaknya.
Jadilah pemimpin yang selalu bersemangat dan menjadi moodboster bagi rekan kerja yang lain
agar kondisi lingkungan kerja selalu kondusif, enerjik dan ceria, sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang memang menjadi harapan semua orang dalam sebuah
organisasi.