Masih
melanjutkan tentang pembahasan mengenai faktor-faktor yang menghambat kerjatim, setelah pada tulisan sebelumnya kami telah membahas tiga faktor, untuk
melihatnya pembaca bisa membuka tulisan minggu yang lalu.
Yang
keempat, faktor yang menghambat kerja tim adalah sifat terlalu perasa. Sifat
ini biasanya muncul pada kaum wanita yang sebetulnya sudah lumrah ada pada diri
mereka. Mereka yang memiliki perasaan terlalu berlebih sangat riskan dalam
menghadapi suasana kerja yang sangat beragam sifat dan rasa. Bisa-bisa
menimbulkan ketidaknyamanan antar rekan kerja atau paling tidak muncul
ketidaknyamanan pada diri mereka sendiri.
Untuk
itu, diperlukan pendekatan secara pribadi kepada mereka yang memiliki perasaan
terlalu berlebih sehingga sifat terlalu perasa tidak akan menghambat kerja tim.
Pendekatan secara pribadi bisa dilakukan dengan cara pembicaraan yang mendalam
terhadap dia yang terlalu perasa, bisa dengan menanyakan tentang hal pribadi
mereka misalnya keluarga, orang tua, anak dan lain sebagainya.
Yang
kelima, faktor yang menghambat kerja tim adalah sinis. Sinis bisa dikatakan
sikap seseorang yang penuh dengan rasa cemburu, iri dan seolah meremehkan orang
lain disekitarnya. Sikap ini akan menghambat kerja tim karena dapat menimbulkan
rasa kurang bersahabat antar rekan kerja dan cenderung menjauhkan mereka. Maka
dari itu, kuatkan kebersamaan tim anda dan saling terbuka terhadap sesame rekan
kerja agar sikap tersebut bisa ditangkal oleh tim anda.
Yang
keenam, faktor yang menghambat kerja tim adalah keinginan untuk populer.
Keinginan untuk populer sebetulnya wajar-wajar saja jika muncul dalam sebuah
lingkungan atau dalam organisasi tim, namun akan menjadi masalah dan dapat
menghambat kerja tim jika muncul secara berlebihan.
Untuk
itu, keinginan populer harus ditekan sedemikian rupa agar dapat dikendalikan
dalam sebuah tim sehingga tidak akan menimbulkan masalah seperti menghambat
kerja tim. Misalnya saja dengan menyalurkan rasa ingin populer itu kepada
kompetisi dalam pekerjaan, berikan penghargaan atau kepopuleran kepada mereka
yang dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik sehingga rasa ingin
populer ini justru menjadi baik bagi kerja tim.
Dengan demikian, keinginan untuk populer ini justru bisa menjadi alat
yang baik bagi mereka yang pintar dan cerdas dalam menghadapi serta
mengendalikannya.