RAHASIA TIM #3 TAHAP KEDUA FAKTOR YANG MENGHAMBAT KERJA TIM

        Masih melanjutkan tentang pembahasan mengenai faktor-faktor yang menghambat kerjatim, setelah pada tulisan sebelumnya kami telah membahas tiga faktor, untuk melihatnya pembaca bisa membuka tulisan minggu yang lalu.

        Yang keempat, faktor yang menghambat kerja tim adalah sifat terlalu perasa. Sifat ini biasanya muncul pada kaum wanita yang sebetulnya sudah lumrah ada pada diri mereka. Mereka yang memiliki perasaan terlalu berlebih sangat riskan dalam menghadapi suasana kerja yang sangat beragam sifat dan rasa. Bisa-bisa menimbulkan ketidaknyamanan antar rekan kerja atau paling tidak muncul ketidaknyamanan pada diri mereka sendiri.

        Untuk itu, diperlukan pendekatan secara pribadi kepada mereka yang memiliki perasaan terlalu berlebih sehingga sifat terlalu perasa tidak akan menghambat kerja tim. Pendekatan secara pribadi bisa dilakukan dengan cara pembicaraan yang mendalam terhadap dia yang terlalu perasa, bisa dengan menanyakan tentang hal pribadi mereka misalnya keluarga, orang tua, anak dan lain sebagainya.

        Yang kelima, faktor yang menghambat kerja tim adalah sinis. Sinis bisa dikatakan sikap seseorang yang penuh dengan rasa cemburu, iri dan seolah meremehkan orang lain disekitarnya. Sikap ini akan menghambat kerja tim karena dapat menimbulkan rasa kurang bersahabat antar rekan kerja dan cenderung menjauhkan mereka. Maka dari itu, kuatkan kebersamaan tim anda dan saling terbuka terhadap sesame rekan kerja agar sikap tersebut bisa ditangkal oleh tim anda.

      Yang keenam, faktor yang menghambat kerja tim adalah keinginan untuk populer. Keinginan untuk populer sebetulnya wajar-wajar saja jika muncul dalam sebuah lingkungan atau dalam organisasi tim, namun akan menjadi masalah dan dapat menghambat kerja tim jika muncul secara berlebihan.
Untuk itu, keinginan populer harus ditekan sedemikian rupa agar dapat dikendalikan dalam sebuah tim sehingga tidak akan menimbulkan masalah seperti menghambat kerja tim. Misalnya saja dengan menyalurkan rasa ingin populer itu kepada kompetisi dalam pekerjaan, berikan penghargaan atau kepopuleran kepada mereka yang dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik sehingga rasa ingin populer ini justru menjadi baik bagi kerja tim.
Dengan demikian, keinginan untuk populer ini justru bisa menjadi alat yang baik bagi mereka yang pintar dan cerdas dalam menghadapi serta mengendalikannya.
LihatTutupKomentar